Saat Kuburan Tak Lagi Mengerikan

APA jadinya ketika sebuah pemakaman tidak lagi menjadi sebuah tempat yang mengerikan ataupun keramat, namun malah menjadi situs wisata? Jawabannya bisa Anda temui di Dublin, Irlandia.

Glasnevin 773 Cemetery ialah tempat pemakaman yang juga menjadi objek wisata. Pemakaman yang menjadi tempat wajib kunjung para wisatawan ketika berkunjung ke Kota Dublin.

Beruntung bagi Seputar Indonesia, yang mendapatkan kesempatan Private Tour dari Guinness, usai perusahaan bir hitam kenamaan dunia itu merayakan ulang tahunnya yang ke-250 beberapa waktu lalu. Glasnevin, sebuah taman pemakaman terbesar di Irlandia, awalnya bernama Prospect Cemetery.

Dibuka pertama kali pada 1832 setelah salah satu pejuang kemerdekaan Irlandia, Daniel O'Connell, mengumumkan bahwa sudah seharusnya ada tempat di mana jasad orang-orang yang beriman dikuburkan dengan membawa kebanggaan mereka.

Lahan pemakaman yang hingga sekarang sudah menguburkan lebih dari 1 juta jasad pria dan wanita ini juga menjadikan Glasnevin Cemetery sebagai rumah terakhir para pejuang Republik Irlandia. Berawal dari ketidakadaan tempat untuk memakamkan warga Irlandia yang beragama Katolik dan dipicu oleh pembatasan pelayanan bagi pemeluk agama Katolik.

Puncaknya, meledaknya tangisan yang memprovokasi akibat duka yang mendalam ketika ada pendeta Katolik yang memprosesi pemakaman kematian seorang warga Protestan. Kepekaannya terhadap kesedihan itulah membuat Daniel O 'Connell juga dikenal sebagai pembela hak warga Katolik di Dublin. Saat itu, dia mengatakan bahwa tidak akan hukum yang melarang siapa pun yang mendoakan kematian orang Katolik di sana.

Selanjutnya O'Connel mendorong untuk dibukanya tempat pemakaman yang bisa digunakan oleh orang Irlandia pemeluk agama Katolik dan Protestan.

Salah satu tempat menarik yang terdapat di Glasnevin Cemetery adalah sebuah menara yang menjulang tinggi di tengah-tengah areal pemakaman ini.

Pada tahun-tahun pertama dibukanya pemakaman ini, banyak jasad-jasad yang dilakukan penjagaan demi menghadang para penggali kubur yang dikenal dengan sebutan Resurrectionists atau Sack-em-ups. Mereka dikenal dengan perbuatannya mencuri jasad jenazah untuk kemudian dijual kepada sekolah- sekolah kedokteran di Irlandia dan sekitarnya.

Menara tinggi itulah yang menjadi tempat penjaga kuburan ini memantau dan mencegah "pejambret" jasad. Keberadaan si maling jasad itu sangat dikenal pada akhir abad 18 hingga awal abad 19. Para penjaga kuburan alias kuncen ini juga menggunakan anjing penjaga untuk mengikuti jejak-jejak darah jikalau ada jasad segar yang dicuri.

Pemakaman Glasnevin juga memiliki pemandangan lainnya yang sangat menarik, yang akhirnya membuat tempat ini jadi objek wisata bagi beberapa wisatawan. Beragam monumen-monumen kematian terpancang di sini dan berumur lebih dari 2 abad.

Mulai dari nisan-nisan yang klasik, simpel, hingga masuk pada awal 1860-an dengan nisan yang menjulang tinggi dan berlanjut dengan nisannisan pembuktian nasionalisme warga Dublin dengan memancangkan salib-salib Celtic yang identik dengan pahatannya yang rumit, hingga marmer-marmer nisan Italia yang mulai digunakan pada awal abad 20.

Keunikan lain yang ada di Glasnevin ini adalah salah satu bagian dari pemakaman ini mengizinkan bayi yang masih bernyawa untuk dikuburkan hidup-hidup sebagai tanda penyucian pemakaman ini.

Area tersebut dinamakan sebagai Angels Plot. Sebuah cerita tentang penggalian jasad yang cukup dikenal oleh warga Dublin adalah ketika dua orang Irlandia, Burke dan Hare, yang melakukan aksinya, namun jasad hasil curian mereka malah tidak untuk dipelajari di tanah mereka sendiri, melainkan dibawa ke Skotlandia. Karenanya, untuk mencegah pencurian jasad di Glasnevin, maka dibangun dinding kuburan yang cukup tinggi di areal pertama pemakaman ini.

Glasnevin sendiri memang dikenal sebagai tempat berkumpulnya monumen-monumen figur pahlawan Irlandia. Beberapa di antaranya adalah Charles Stewart Parnell, Daniel O'Connell, dan lain-lain.