Kerja Keras dan Optimis di Turnamen Super Series, Thomas-Uber dan Asian Games 2010


Bulutangkis.com - Memasuki tahun 2010 PBSI memiliki beberapa target penting yang diincar. Target paling dekat adalah kualifikasi Thomas-Uber Cup (TUC) 2010 yang akan dilaksanakan di Thailand, 21-28 Februari 2010 dan masih ada Asian Games 2010 di Guangzhou, 13-21 November. Selain tentunya rangkaian 12 turnamen kelas Super Series yang biasa diikuti atlet pelatnas.

“Yang paling utama dan dekat adalah lolos ke babak utama Piala Thomas-Uber. Melihat lawan-lawan yang mungkin kita hadapi, perjuangan untuk lolos tidak mudah,” kata Christian Hadinata, Kasubid Pelatnas PBSI. Di kualifikasi TUC, Cina dan Malaysia tidak akan ambil bagian. Kemudahan itu diperoleh Cina sebagai juara bertahan dan Malaysia yang ditunjuk jadi tuan rumah putaran final yang akan dimainkan di bulan Mei 2010. Tanpa dua negara tersebut, masih ada lawan berat seperti Korea, Jepang, Thailand, India atau Cina Taipeh.

“Untuk putri, melihat hasil di SEA Games lalu, mereka harus kerja keras lagi buat lolos. Sedang untuk putra, peluangnya lebih besar karena kekuatan kita relatif lebih baik,” lanjut Christian. Melihat kekuatan yang dimiliki pelatnas PBSI saat ini Christian mengakui Indonesia masih akan mengandalkan pemain senior untuk meraih prestasi. Termasuk di ajang Super Series ataupun multi event Asian Games.

“Secara keseluruhan, di tahun 2010 kita masih akan menggantungkan harapan pada pemain senior untuk meraih gelar juara. Sedangkan pemain muda atau pelapis kita harapkan bisa mengejar ketinggalan dari para pemain senior sehingga pada 2011 mereka sudah bisa siap untuk menggantikan posisi pemain senior yang mungkin sudah tidak bermain lagi,” jelas Christian.

Rencana ini juga sudah diungkapkan Ketua Umum PBSI, Djoko Santoso, ketika pembubaran tim SEA Games beberapa waktu lalu. Panglima TNI ini menyimpan optimisme pada perkembangan pemain muda lantaran para pemain pratama mulai menunjukkan perkembangan yang cukup menjanjikan. Tahun lalu, ganda putra Rendy Sugiarto/Angga Pratama jadi juara Asia . “Ke depan, selain mengirimkan pemain senior, PBSI juga akan berusaha mematangkan pemain pelapis dengan mengirimkan mereka ke turnamen,” kata Djoko.

Jika dilihat pada tiap nomor, tunggal putra masih akan diperkuat Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso. Pada nomor ganda putra, jika Markis Kido/Hendra Setiawan jadi mundur dari pelatnas, maka harapan disematkan ke pundak Bona Septano/M. Ahsan dan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki yang selama ini menjadi pelapis.

“Tanggung jawab kami makin berat karena Kido/Hendra keluar dari pelatnas, bukan pensiun. Artinya kami masih mungkin akan berhadapan dengan mereka di turnamen,” kata Ahsan.

Di tunggal putri, masih ada Maria Kristin dan Adriyanti Firdasari. Sedang di ganda putri bertumpu pada Greysia Polii/Nitya Krishinda dan Shendy Puspa/Meiliana Jauhari. Pada nomor ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir diperkirakan masih bisa memberikan kontribusinya. Hanya saja, usia Nova yang sudah memasuki 33 tahun membuat dirinya tak lagi bisa terus menerus diturunkan di setiap turnamen. Di nomor ini pasangan Fran Kurniawan/Pia Zebadiah diharap sudah bisa beprestasi di Super Series. “Target kami di tahun ini paling tidak menjuarai satu turnamen Super Series. Kalau belum bisa akan kami kejar terus. Kalau dapat satu syukur, dan kami akan kejar yang berikutnya,” ujar Fran.

“Mau tak mau kita harus jeli memilih turnamen. Yang penting kualitas, bukan kuantitas. Lebih baik sedikit ikut turnamen tapi menghasilkan gelar juara daripada banyak ikut turnamen tapi tak pernah menjadi juara,” jelas Christian.

Untuk mencapai target yang tidak mudah ini PBSI berusaha melakukan perbaikan memasuki tahun 2010 ini. Salah satunya adalah dengan menarik pelatih PB Djarum, Agus Dwi Santoso, untuk menangani sektor tunggal putra. Sepeninggal Hendrawan yang mengundurkan diri usai turnamen Piala Sudirman Mei 2009, nomor bergengsi ini ditangani asisten pelatih Davis Efraim yang menjadi pelatih. Agus bukan orang asing di lingkungan pelatnas. Ketika meraih medali perak Olimpiade Sydney 2000, Hendrawan dilatih oleh Agus.

“Agus dipilih karena kami nilai paling kompeten. Kami berharap prestasi pemain di tunggal putra makin membaik setelah dia tangani,” kata Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Lius Pongoh. “Sekali lagi, di level Super Series, kami berharap pemain bisa meraih gelar lebih banyak dibanding tahun lalu. Lalu pemain pelapis yang dikirim ke turnamen Gold Gran Prix atau Grand Prix juga bisa meraih juara. Target lain adalah lolos kualifikasi Thomas-Uber, dan mempertahankan medali emas di Asian Games,” tegas Christian.

Sederet target yang penuh tantangan sudah terpampang di depan mata. Perlu kerja keras dan kerja sama dari segenap elemen bulutangkis agar Indonesia bisa kembali berjaya di level internasional. Begitu pula bagi pihak sponsor, PT. Djarum yang pada tahun 2010 ini akan terus mendukung penyelenggaraan kegiatan bulutangkis baik di level nasional maupun internasional. Sederet hadiah yang akan tingkatkan telah dipersiapkan Djarum untuk memacu prestasi dan memberikan penghargaan pada atlet bulutangkis Indonesia.

”Hingga saat ini kami masih terus berkoordinasi dan berpartisipasi langsung dengan PBSI untuk menjadikan penyelenggaraan Djarum Sirkuit Nasional dan Djarum Indonesia Open Super Series lebih baik dari tahun lalu dan tentunya didukung dengan peningkatan hadiah. Sementara PB Djarum pun terus akan menyumbang atlet-atlet terbaiknya untuk masuk pelatnas dan bertanding di kejuaraan Nasional dan Internaisonal. Semua adalah demi terciptanya prestasi Bulutangkis Indonesia yang lebih baik”, ujar pihak Djarum Yan Haryadi. (Contribute by: Image Dynamics)

0 Response to "Kerja Keras dan Optimis di Turnamen Super Series, Thomas-Uber dan Asian Games 2010"

Posting Komentar